CUKUP SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Ini pak kembalianya,
Nggak ada yang 500 san dek?
Iya pak adanya pecahan 100 sama 200 san,
Maaf ua dek, bukannya tidak mau menerima tapi anak saya kalau dikasih uang pecahan itu tidak mau.......
Itulah kebiasaan orang (sini) kalau dikasih uang kembalian pecahan 100/200 rupiah, mereka seakan sudah tidak menganggap uang pecahan tersebut.
Padahal pemerintah masih memberlakukan uang pecahan tersebut, dengan dibuatnya model baru dari uang pecahan 100/200.
Saking seringnya kejadian tersebut membuat saya berpikir, apa saya harus mengirim surat terbuka untuk bapak presiden tentang sudah tidak dianggapnya uang pecahan 100/200 rupiah bagi sebagian masyarakat.
Bapak presiden yang saya hormati, apa sebaiknya uang koin pecahan 100/200 tidak usah diedarkan saja, karena sudah banyak yang tidak menganggapnya.
Maaf pak bukannya tidak menghormati jeri payah perum perur, tapi susah pak menyimpan uang koin kecil itu, banyak yang hilang entah dimana. Mungkin kurang lebih seperti itu isi surat terbuka yang saya akan buat, itu pun kalau sempet nulis suratnya soalnya pekerjaan tidak ada liburnya. Untuk membuat tulisan ini saja sambil nguli (kerja dalam bahasa jawa pekalongan) dan kebetulan ada waktu senggang, kata orang sih tidak ada yang namanya kebetulan, seperti saat anda membaca tulisan ini.
Cukup sekian dan terima kasih.
Komentar
Posting Komentar