LARUTAN GULA DAN LEMAK 70% DI SUSU KENTAL MANIS
Sepertinya sudah lama saya tidak mengkonsumsi susu kental manis (SKM), baik itu kemasan sachet ataupun kemasan kaleng.
Dulu waktu masih sekolah SD sampai SMP hampir setiap hari saya disuruh mengkonsumsi SKM katanya sih biar pintar, nyatanya mau mengkonsumsi satu galon SKM setiap hari pun kalau kitanya tidak pernah belajar apa kita akan menjadi pintar?
Menjadi pintar itu tidak bisa kita dapat hanya dengan mengkonsumsi SKM setiap hari, seseorang akan menjadi pintar dengan banyak belajar dan membaca bukan hanya dengan mengkonsumsi SKM setiap hari.
Dulu waktu masih sekolah SD sampai SMP hampir setiap hari saya disuruh mengkonsumsi SKM katanya sih biar pintar, nyatanya mau mengkonsumsi satu galon SKM setiap hari pun kalau kitanya tidak pernah belajar apa kita akan menjadi pintar?
Menjadi pintar itu tidak bisa kita dapat hanya dengan mengkonsumsi SKM setiap hari, seseorang akan menjadi pintar dengan banyak belajar dan membaca bukan hanya dengan mengkonsumsi SKM setiap hari.
Bicara soal susu kental manis (SKM), kemarin saya sempat dikagetkan dengan berita di internet tentang fakta bahwa susu kental manis (SKM) itu hanya larutan gula dengan rasa susu.
Akhirnya saya cari-cari informasi di internet tentanh SKM, ternyata SKM memiliki kadar lemak dan gula yang sangat tinggi, dan sebaliknya protein dan kalsiumnya sangat rendah. Sehingga SKM dianggap penggemuk badan karena kandungan lemak dan gulanya sangat tinggi sekitar 70%. Untuk itu SKM sebaiknya hanya dikonsumsi oleh dewasa sebagai topping penambah rasa pada makanan dan minuman, misalnya untuk es buah, martabak manis dan sebagainya, bukan untuk dikonsumsi sebagai minuman layaknya susu oleh anak-anak bahkan bayi.
Akhirnya saya cari-cari informasi di internet tentanh SKM, ternyata SKM memiliki kadar lemak dan gula yang sangat tinggi, dan sebaliknya protein dan kalsiumnya sangat rendah. Sehingga SKM dianggap penggemuk badan karena kandungan lemak dan gulanya sangat tinggi sekitar 70%. Untuk itu SKM sebaiknya hanya dikonsumsi oleh dewasa sebagai topping penambah rasa pada makanan dan minuman, misalnya untuk es buah, martabak manis dan sebagainya, bukan untuk dikonsumsi sebagai minuman layaknya susu oleh anak-anak bahkan bayi.
Di beberapa media online, Kementerian Kesehatan melalui Direktur Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Doddy Izwardy mengungkapkan harapannya agar semua kegiatan promosi produk makanan dan minuman melalui berbagai media, baik cetak, elektronik harus selaras dengan program Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) yang digagas oleh pemerintah. Kementerian Kesehatan sangat peduli dengan pola hidup sehat masyarakat untuk menyukseskan program nasional ini.
Namun sampai sekarang produk SKM masih banyak di iklankan oleh anak-anak dan disarankan untuk anak.
Namun sampai sekarang produk SKM masih banyak di iklankan oleh anak-anak dan disarankan untuk anak.
Secara kebijakan masih sumir atau tidak jelas, seperti yang diatur pada Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Namun, promosi SKM secara etika menyesatkan publik karena dapat berdampak buruk bagi anak-anak, misalnya obesitas dan terjangkit penyakit diabetes sejak dini.
Memang agak mengherankan jika kebijakan produsen SKM di Indonesia ternyata berbeda dengan kebijakan korporasi induknya di negara lain. Bagaimana bisa ketika induk perusahaannya sejak 2015 telah mencanangkan Food & Nutrition Program, dimana perusahaan sepakat untuk mengurangi kandungan lemak jenuh, gula dan garam dengan cara tidak lagi mempromosikan produk-produk SKM-nya di berbagai media, namun perusahaan di Indonesia justru meningkatkan iklan-iklannya? Suatu ironi yang patut dipertanyakan oleh publik, mengapa hal ini bisa terjadi?
Komentar
Posting Komentar