AKHIR TAHUN YANG NAMPAK BURUK
Kemaren pas lagi duduk didepan rumah (kebetulan rumah saya dipinggir jalan raya) lihat jalan sangat padat, banyak bus pariwisata, mobil pribadi, dan pengendara sepeda motor pun semakin banyak yang melintas. Setelah ngobrol cukup lama dengan orang yang duduk disebelah saya, ternyata kepadatan arus lalu lintas disebabkan karena libur tahun baru.
Tidak terasa ya.. tahun 2017 akan segera berakhir, padahal masih banyak mimpi yang belum tercapai, tempat yang belum dikunjungi dengan bersepeda, cewek yang belum diajak kenalan dan masih banyak lagi.
Apa daya waktu tak berpihak pada kita, sebentar lagi Tahun 2018 akan segera tiba semoga impian, perjalanan, dan kenalan bisa terlaksana.
Malam tahun baru, hampir semua orang di belahan dunia menanti untuk merayakannya, pesta kembang api lampion dan perayaan lainnya nampaknya dapat melupakan sedikit impian, warna-warni kembang api nampaknya dapat mencerahkan gelapnya malam, dan nampaknya masih banyak hal lain dibalik tradisi perayaan malam tahun baru yang tinggal beberapa jam lagi.
Kebanyakan orang tidak peduli dengan dampak dari pesta kembang api atau pelepasan lampion yang mereka saksikan, mereka hanya peduli dengan nampaknya yang indah dengan berbagai warna dan bentuk.
Pesta kembang api ternyata dapat menyebabkan polusi, Polusi ini berasal dari komposisi bahan kembang api yang berasal berbagai jenis bahan kimia berbahaya, asap dan debu mengadung logam berat, senyawa sulfur batu bara dan bahan kimia lainnya. Seperti, Barium yang digunakan untuk menghasilkan warna hijau terang, yang sebenarya menyebarkan racun dan radioaktif. Copper yang dikomposisikan menghasilkan warna biru, mengandung dioxin yang dapat mengakibatkan kanker. Dan bahan kimia lain seperti Cadmium, Lithium, Antimony, Rubidium, Strontium, dan Pottasium Nitrat yang biasa digunakan untuk menghasilkan efek warna yang menarik, yang sebenaranya bahan tersebut dapat menimbulkan gangguan pernafasan dan problem kesehatan lainnya.
Dari hasil penelitian Roberta Vecci pada tahun 2008 “The Impact of Fireworks on Airborne Particles”, menunjukan bahwa dalam 1 jam setelah kembang api meledak di udara akan menghasilkan 120 kali lipat Strontium, 22 kali lipat Magnesium, 12 kali lipat Barium, 11 kali kalium, 6 kali lipat Tembaga lebih banyak dibanding sebelum meledak.
Ledakan besar kembang api menyebabkan debu, dan partikel-partikel kimia yang menjadi komposisi, menyebar ke seluruh udara dan tanah. partikel yang terhirup oleh manusia dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.
Selain pesta kembang api, biasanya tahun baru disambut juga dengan pelepasan ribuan lampion atau balon ke udara.
Apa kalian tahu kemana lampion-lampion itu setelah terbang ke udara, dan dimana lampion itu mendarat.
Ketika lampion atau balon itu kehabisan kapasitas, mereka akan jatuh entah didarat atau dilaut.
Nah yang lebih bahaya lagi apabila satwa liar merasa balon yang jatoh itu adalah makanan mereka, contohnya adalah penyu, yang merasa balon yang jatuh adalah ubur-ubur, atau burung-burung yang tersangkut oleh tali pengikat balon. Hal-hal ini sudah banyak terjadi.
Selain itu plastik, karet dan kertas dari balon dan lentera akan mengotori bumi, plastik dan karet membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk decompose.
Betapa banyak dampak buruk dari sebuah pesta yang nampak indah beberapa menit setelah perayaan.
Alangkah baiknya jika pesta tahun baru atau even lainnya bisa dirayakan dengan kesadaran diri, agar terjaga kualitas lingkungan dan terhindari dari pesta polusi tanah, air, dan udara. Semoga.
Komentar
Posting Komentar